Assalamualaikum
Tuan...
Masihkah
kau ingat aku? Atau sekedar ingat nama ku? Waktu memang begitu cepat berlalu.
Tentu ada banyak orang-orang baru yang hadir dalam setiap detik kehidupan mu.
Aku tak akan menyalahkan mu bila sosok ku yang kini samar dalam ingatan mu.
Tuan,
bagaimana kabar mu di tanah seberang? Lama tak bersua bukan berarti aku lupa.
Tak pernah bertanya, bukan berarti aku tak ingin menyapa. Dan tak pernah bertemu
bukan berarti aku tak menyimpan rindu.
Sungguh...
Rindu itu ada.
Rasa ingin bertemu
itu nyata.
Bahkan, getaran
aneh dalam hati itu sering ku rasa.
Namun
Tuan, aku terlalu takut untuk mengungkapkan dan memilih menjadi pengecut dengan
bersembunyi di balik tirai-tirai kerinduan. Berharap suatu saat engkau akan
menyibak tirai itu dan datang dengan menggemakan ikrar rindu.
Namun Tuan,
sampai saat ini pun aku masih dipenuhi keraguan. Karena yang aku tahu hanyalah
sebuah kemungkinan tanpa tahu kepastian.
Akan
kah engkau kelak menjemput ku atau mungkin malah meninggalkan ku?
Akan
kah engkau mengingat ku atau mungkin malah melupakan ku seiring waktu?
Akan kah engkau menyimpan rindu dengan ku atau malah
menyimpan rindu dengan sosok perempuan yang baru?
Pertanyaan besar itu lah yang kini menghantui
pikiran ku.
Karena
tentu suatu kesia-siaan jika aku disini setia menanti, sedang dirimu disana
berusaha mencari tambatan ke lain hati.
Tentu
sebuah kebodohan bila aku disini masih berharap engkau akan datang, namun
engkau disana memilih untuk menghilang.
Tentu
sebuah kenyataan yang menyakitkan jika aku setia menyelipkan nama mu dalam
setiap doa ku, sedang di satu sisi engkau disana menyelipkan nama orang lain di
setiap butir doa mu.
Maka
mengertilah Tuan...
Jika
suatu hari nanti aku memilih untuk meninggalkan.
Karena
kau tahu, Tuan? Berjuang sendirian sebelah tangan sungguh melelahkan.
By: Risky.Zetsu
No comments:
Post a Comment