Monday, February 27, 2017

Pasal-Pasal Terkait Dengan Euthanasia



Ketentuan hukum yang berkaitan langsung dengan Euthanasia terdapat dalam beberapa pasal dalam KUHP, yakni :
  1. KUHP Pasal 344 berbunyi “Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutnya dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun.
  2. KUHP Pasal 340 berbunyi “Barang siapa dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain. Dihukum karena pembunuhan direncanakan dengan hukuman mati atau penjara selama-lamnya seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun.
  3. KUHP Pasal 359 berbunyi ”Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan matinya orang lain dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau kurang selama-lamanya setahun.
  4. KUHP Pasal 345 berbunyi “Barang siapa dengan sengaja menghasut orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu, atau memberikan daya upaya itu jadi bunuh diri, dihukum penjara selama-lamanya empat tahun.
Pasal-pasal lain yang terkait, antara lain :
Pasal 338 KUHP
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 356 Ayat (3) KUHP
Penganiayaan yang dilakukan dengan memberikan bahan yang berbahaya bagi nyawa dan kesehatan untuk dimakan atau diminum.
Pasal 304 KUHP
Barang siapa dengan sengaja menempatkan atau membiarkan seorang dalam keadaan sengsara, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan, dia wajib memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang itu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah 
Pasal 306 (2) KUHP
Jika mengakibatkan kematian, perbuatan tersebut dikenakan pidana penjara maksimal sembilan tahun. 
Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan
a.    Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
b.    Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.

Di dalam Kode Etik Kedokteran yang ditetapkan Menteri Kesehatan Nomor: 434/Men.Kes./SK/X/1983 disebutkan pada pasal 10 : “Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi hidup makhluk insani.” Kemudian di dalam penjelasan pasal 10 itu dengan tegas disebutkan bahwa naluri yang kuat pada setiap makhluk yang bernyawa, termasuk manusia ialah mempertahankan hidupnya.
Usaha untuk itu merupakan tugas seorang dokter. Dokter harus berusaha memelihara dan mempertahankan hidup makhluk insani, berarti bahwa baik menurut agama dan undang-undang Negara, maupun menurut Etika Kedokteran, seorang dokter tidak dibolehkan untuk :
a.    Menggugurkan kandungan (abortus provocatus).
b. Mengakhiri hidup seorang penderita/pasien, yang menurut ilmu dan pengalaman tidak mungkin akan sembuh lagi (euthanasia).
Jadi sangat tegas, para dokter di Indonesia dilarang melakukan euthanasia. Di dalam kode etika tersirat suatu pengertian, bahwa seorang dokter harus mengerahkan segala kepandaiannya dan kemampuannya untuk meringankan penderitaan dan memelihara hidup manusia (pasien), tetapi tidak untuk mengakhirinya.

Tuesday, February 21, 2017

STORY OF PREKLINIK S1 FISIOTERAPI UMS

I'm back yeee. Satu tahun menghilang ya. Yaps disibukkan dengan skripsi yang membuat blog ini tidak tersentuh jari jemari mungil. Apa sih yang terjadi selama 2016 pada ku? Banyak banget, mulai dari senang, sedih, yang bikin marah, emosi, kecewa, kaget, gebetan gue punya pacar aah suram dan masih banyak lagi. Alhamdulillah aku nya sudah seminar proposal dan sekarang sedang tahap mengerjakan BAB 4 dan 5, semoga pertengahan Maret atau akhir udah bisa pendadaran dan bisa wisuda ontime di tahun ini aamiin. Kali ini mau sharing pengalaman preklinik di 3 rumah sakit berbeda dan dalam waktu yang berbeda. Pertama Januari 2016 di RSUD Sukoharjo, kedua di RSUP Soetomo Surabaya dan ketiga di RSUD Kota Jogyakarta. Untuk S1 Fisioterapi, kami hanya praktek selama 2 minggu. Kenapa? Karena kita S1. Praktek yang berbulan-bulan saat kita profesi nanti sama seperti co-ass (dokter muda) maupun perawat (Ners).

Mulai dari RSUD Sukoharjo (23 Januari 2016)
.
.
.
Ini Rumah Sakit pertama yang aku dapat untuk sesi pertama preklinik. Sebelumnya dari pihak prodi sudah membagi tiap mahasiswa serta menyebarkan secara terpencar dan satu kelompok di ketuai salah satu mahasiswa, kebetulan aku ketua dari kelompok dari RSUD Sukoharjo. Aku bersama 3 orang teman ku yaitu bening, mustika, dan rofana. Di RSUD Sukoharjo ini kami dapat stase Musculoskeletal (Rematologi), aku gak bakalan jelasin apa itu musculoskeletal ataupun rematologi hahaha. Sejujurnya malas banget dapat stase musculo, yah karena aku nya kurang suka. Berharap dapat stase kardio ataupun pulmo, nyata nya aarrgh. Kita satu kost dan kalo mau ke RS tinggal nyebrang, enak banget kan. Sayangnya makanan di dekat RS pasti identik dengan kata MAHAL sedangkan kami anak kost 😢, tapi nyatanya tetap makan aja walaupun mahal. Sejujurnya lebih banyak duka nya daripada suka nya saat preklinik di RS ini haha. Gak usah diceritain deh, cukup anak-anak Fisio S1 UMS dan dosen Fisio aja yang tahu penderitaan kami haha. Mau marah tapi mahasiswa, mau jawab ntar dibilang sok pintar, serba salah mah jadi mahasiswa. Tuh kan jadi bete+kesel ngetik nya. Sedih juga sih ngeliat 3 orang teman ku nangis mulu tiap pulang dari RS, terkadang manusia tidak sadar dengan ucapannya. Menurut mereka tidak kasar, tapi perasaan tiap manusia beda-beda menanggapi nya.
Segitu aja buat cerita nya di sesi preklinik pertama padahal masih banyak cerita nya, tapi karena kurang berkesan jadi pendek doang ceritanya. Kesimpulannya: I'm not interested boom...

Yuk pindah ke RSUP Soetomo Surabaya (Agustus 2016) aku lupa tanggalnya
.
.
.
Satu kata buat RS ini "TERBAIK". Ngerasa jatuh cinta sama RS ini, benar-benar berkesan sampai sekarang, ilmu nya dapat banget bahkan kasus yang belum aku dengar atau tangani ada di RS ini. Ngerasa betah banget saat praktek di Soetomo walaupun cuma 2 minggu, entah kenapa ngerasa kurang aja. Di kelompok Soetomo terdiri dari 8 orang, dan ini kelompok dengan jumlah anggota terbanyak daripada kelompok RS lain serta bayarannya lebih mahal haha. Di kelompok Soetomo ada Fajar sebagai ketua, Abil, Riki, Fitria, Firda (aku), Farida, Dela dan Riski. Kos kami agak lumayan jauh, nyampe poli rehabilitasi medik sekitar 7 menit kalo jalan cepat, kalo jalan lambat 10 menit lebih. Rasa nya dekat, tapi pas jalan hhmm lumayan, ibarat ujung ketemu ujung. Di RS Soetomo kami dapat stase Musculoskeletal, Neurologi, Pediatri, Kardiovaskular dan Pulmonal. Bagaimana menyelesaikan 5 stase beserta tugas dari kampus dan pembimbing lahan (CI) dalam waktu 2 minggu sedangkan kepotong dengan libur 17 Agustus dan RS ini cuma 5 hari kerja??? Jawabannya, bukan mahasiswa kesehatan kalo gak tau jalan keluarnya wkwk. Buktinya kami menyelesaikan semua tugas dari kampus dan RS tepat waktu walaupun rasa nya udah gak karuan badan kami. Kami tiap hari berangkat jam 06.30 dan nyampe RS jam 07.00, pulang kerja jam 15.30. Awalnya kami rajin banget biasanya mahasiswa praktek baru, jam 7 udah di RS. Makin hari makin molor aja kami bangun, yah tau sendiri lah tugasnya banyak, jalan ke bangsalnya jauh ditambah pulang jalan kaki, remuk tapi asyik. Teman-teman cwe tiap pulang dari RS langsung tepar di kasur, dan aku melek terus sampe malam terkadang jadi tukang angkat jemuran tiap hujan. Enaknya kos kami dekat dengan wisata makanan saat malam hari, banyak banget yang jualan walaupun selama di Surabaya susah buat nemuin warteg dan akibatnya jarang makan sayur. Selain itu, buat nyari kouta jauh banget harus jalan kaki ke arah belakang Kampus A Airlangga, untungnya biasa jalan yah jadi biasa aja mau jalan jauh atau dekat. Untungnya lagi sama fitia, teman dekat yang bisa diajak gila-gilaan+jalan kemana aja.

Selama 2 minggu dengan 5 hari kerja kami dibagi menjadi 3 kelompok dan terbagi menjadi 3 sesi. Kelompok aku yaitu aku sendiri, Riki dan Fitria. Untuk sesi pertama, hari pertama sampai hari ketiga kami berada di poli (khusus terapi menggunakan alat) dan bangsal saraf, Sesi kedua dapat Gymnasium dan Jantung Paru dan sesi ketiga Gymnasium dan Pediatri. Saat praktek kami ketemu teman baru yaitu dari POLTEKKES Surakarta ada Rossi, Dian (Bunda) dan Ryan, mereka terlebih dahulu masuk daripada kami jadi kami minta diajarin sama mereka tentang hal-hal yang kami gak tau, karena beda RS beda penanganan. RS Soetomo merupakan rumah sakit rujukan terakhir, pasien keluar dari rumah sakit ini kalo gak sembuh atau tinggal nama. Yang bikin kami capek tiap hari, jarak dari poli rehabilitasi medik ke bangsal, astaghfirullah jauh bingo. Gak papa sih kalo jalan jauh, lebih capean dengerin CI jelasin tentang kasus di depan pasien dan kami berdiri, dengerin + nyatat yang penting. Udahlah pake sepatu pantofel, mau lepas sepatu tapi gak enak di liatin pasien, serba salah. Pengalaman pertama ku di bangsal saraf, keren aku suka, suka cuci mata maksudnya wkwk soalnya banyak dokter PPDS walaupun capek ngasih terapi tetap segar liatin mereka. Maklum ruangan poli fisioterapi sebelahan sama ruang kerja dokter PPDS yang ngambil spesialis rehabilitasi medik.

Di bangsal saraf teman ku, fitia sempat mau pingsan karena dia lemes liat darah haduh. Mau gak mau langsung tak ajakin tuh anak beli es teh daripada pingsan di bangsal saraf ntar nyusahin. Biasanya kami balik ke poli jam 11.30, bantuin kalo masih ada pasien yang diterapi pake ES dan kawan-kawannya. Di poli kami dari jam 7.45 sampai 09.00 kemudian ke bangsal saraf, kalo dah selesai anamnesa pasien dan kasih terapi balik lagi ke poli. Di bangsal saraf kami di kasih 2 kasus yang berarti mendapatkan 2 pasien. Untuk pasien ku, kasus nya cukup kompleks jadi kedua pasien ku gak cuma menderita satu penyakit tapi dua dan tiga penyakit sekaligus. Otomatis mikirnya lebih-lebih pusing. Untuk jam istirahatnya 12.30, kadang kami makan, kadang diminta tolong buat terapi pasien dulu dan makannya setelah pasien habis. Biasanya dikasih makan sama poli pas pasien habis, enak nya itu di poli. Asupan energi terjaga hahaha. Tiap hari jumat ada senam asma, kebetulan kebagian di bagian TB paru yang inaktif atau udah sembuh atau apa gitu aku lupa kata CI ku (maafkan aku lupa istilahnya). Untungnya saat di kampus ada ujian praktek senam asma, jadi kami udah hafal sama senamnya. Untuk edisi jantung paru kami ke bangsal penyakit paru biasa dan TB aktif, dan jantung ke bangsal serta ICU. Ada kejadian lucu pas edisi jantung paru, CI kami selalu bilang bawa masker. Oh iya, CI kami ada tiga, musculo, neuro, kardio pulmo beda pembimbingnya, jadi kami konsul beda kasus pada ketiga CI tersebut. Aku, riki, fitia dan rosi udah siap bawa masker dan emang cuma di kalungin di leher gak di pake. Sepanjang perjalanan CI nya cerita-cerita dari kasus dan serba serbi pasien. Sampailah di poli paru, kami masuk di bagian poli paru penyakit biasa dan maskernya emang gak kami pake. Kasus si pasien tak ambil jadi kasusnya aku, untuk nama kasusnya gak aku ungkapin, pokoknya menarik. Aku tipe orang yang ada kasus pasien menarik langsung tak ambil walaupun belum terlalu menguasai. Tujuannya buat menambah ilmu baru serta wawasan ku.

Udah selesai nanganin 2 pasien di bangsal penyakit paru biasa, masuklah kami ke bangsal TB paru dan mulai pake masker, CI kami jelasin kasus salah satu pasien dengan nunjukin hasil RO nya. Untuk pasien pertama CI bilang kalo TB nya udah inaktif dan pasien kedua juga maka kami lepas masker kami. Eeh pas pasien ketiga, CI nya udah ngobrol panjang lebar sama pasiennya terus tiba-tiba minta hasil RO nya. CI kami langsung bilang, "TB nya masih aktif nih, bisa kalian liat dari hasil rontgen nya. Masih menyebar", kami langsung kaget pas dengar TB nya aktif dan langsung pake masker seketika padahal saat CI jelasin kami selalu bergerombol mendekati CI dan pasiennya. Kami shock banget pas itu dan langsung bikin jarak seketika dari pasien nya hahaha, kelakuan kami keliatan aneh banget pas di depan pasien lain haha yaiyalah takut terjangkit kasian kami masih muda calon tenaga medis pula. Teman ku bisik-bisik, "bapaknya telat ah bilang TB nya aktif untung kita sigap gak kenapa-kenapa". CI nya langsung bilang, kalian pake maskernya  buat melindungi kalian karena masih muda. Gak usah takut. kata CI kami. Walaupun masih takikardi tetap tenang di depan pasien, karena kita memang dilarang buat memilih pasien yang harus ditangani dan harus menanganinya semaksimal mungkin. Edisi ICU, yah ICU kayak gitu gak usah di ceritain, pasti berisik bunyi alatnya tapi aku suka.

Pedi khusus anak-anak kami dilarang menangani dan hanya meliat bagaimana terapi nya. Di gym pasien juga gak terlalu banyak soalnya cuma exercise dan manual terapi. Di RS ini mahasiswa WAJIB liat RM pasien, tentang terapi apa yang akan diberikan sesuai rekomendasi dokter rehab medik. Something happen sama riski dan benar-benar fatal tapi gak bakalan tak ceritain, cukup jadi rahasia kelompok kami serta penanggung jawab preklinik dari kampus, bahkan teman satu angkatan pun gak ada yang tau. Jadi kesimpulannya: di RS ini benar-benar menguras tenaga, pikiran dan biaya tapi stafnya baik semua dan dapat ilmu yang dalam banget. Sangat berkesan sampai sekarang dan membuat ku kangen Surabaya, pengen main kesana lagi. Buat pasien yang aku tangani mulai dari poli sampai bangsal, jangan sakit harus sembuh karena kesembuhan kalian salah satu kebahagiaan kami dan keluarga anda. Terima kasih buat para pasien yang manggil aku bu dokter walaupun saya bukan dokter tapi setara dengan dokter karena fisioterapi berdiri sendiri. Saya fisioterapis. Thanks a lot buat ketiga CI tercinta dan para staf, sampai ketemu di profesi, sehat selalu dan panjang umur.

Welcome to Yogyakarta >>> RSUD Kota Yogyakarta (23 Januari-4 Februari 2017)
.
.
.
Ini baru bulan kemaren jadi masih fresh. Di RS ini dapat stase Musculoskeletal (Bedah Orthopedi). Di RS ini berkesan juga dengan para staf yang sangat baik, easy going, bisa diajak bercanda dan ramah banget. Pasien di poli fisioterapi kebanyakan para lansia dan jarang pasien muda, dan otomatis gak ada yang bisa dijadiin buat cuci mata hahaha. Jam kerja mulai pukul 08.00 sampai 14.30, kos ku di belakang RS dan selalu jalan kaki saat berangkat dan pulang. Ini pertama kali nya aku kost dengan fasilitas yang WOW setara dengan hotel dan harganya juga WOW buat 2 minggu haha. Aku kos sendirian pisah sama teman cwe dan cwo karena aku emang pengen cari yang dekat RS, kos teman ku jauh bingo dan agak kurang bersih maka nya aku agak kurang suka karena kalo aku cari kos pertama yang tak liat toilet nya, terus bentuk kamar serta lingkungan. Aku termasuk tipe orang yang suka kebersihan banget dan jijik liat hal yang berantakan atau kotor. Enaknya di poli fisio kalo pasien sepi kami bisa terapi diri kami sendiri, biasanya aku terapi ankle dan lower back. Capek mondar mandir pake sepatu pantofel yang ada haknya, geser MWD dan segala macam. Teman-teman ku kalo dapat pasien yang agak cerewet atau banyak mau nya pasti manggil aku dan nyuruh aku yang terapi haha, kayaknya pasien langsung luluh kalo aku terapi, dengerin mereka curhat keluh kesah kehidupan mereka. Mungkin itu yang buat pasien enak berkomunikasi sama aku. Dan setiap ada pasien bangsal pasti aku juga yang nerapi, mereka langsung manggil "fir pasien mu, tanganin ya" sambil ketawa cengengesan gitu mah mereka. Tapi emang aku nya gak pilih-pilih, kalo disuruh yang tak lakuin, kalo minta bantu yah tak bantu, kalo pasien curhat yah tak dengerin sambil ikutan cerita juga hahah.

Itulah cerita di ketiga Rumah Sakit yang berbeda baik dari segi watak dan sifat orangnya, fasilitas, maupun penanganan fisioterapi nya. Banyak banget ilmu yang aku dapatkan dan aku juga belajar dari pasien. Terima kasih buat kalian semua yang gak bisa disebutin satu-satu. Sampai ketemu lagi saat aku profesi dan pake snelli wkwk. Dan sukses buat skripsi ku, semangat Firda! Tahun ini wisuda aamiin biar lanjut sekolah lagi dan jangan sampai keluar dari target.

Terima kasih ilmu dan pengalamannya...
Arigatou gozaimasu minna-san 💗😄😊😘

Tuesday, February 7, 2017

Perubahan-Perubahan Anatomik Organ Tubuh pada Penuaan Bag. 6

VIII. Perubahan Anatomik pada Sistem Imun. 

1. Kelenjar Timus (Glandula Thymus) 
Pemeriksaan anatomis menunjukkan bahwa ukuran maksimal kelenjar Timus terdapat pada usia pubertas sesudahnya akan mengalami proses pengecilan. Pada usia 40-50 tahun jaringan kelenjar tinggal 5-10%. Diketahui bahwa Timus merupakan kelenjar endokrin sekaligus tempat deferensiasi sel limfosit T menjadi sel imunokompeten Involusi ditandai dengan adanya infiltrasi jaringan fibrous dan lemak. Sentrum Germinativum jumlahnya berkurang dan menjadi fibrotik serta kalsifikasi. Konsekuensinya kemampuan kelenjar Timus untuk mendewasakan sel T berkurang.

2. Limpa (Lien)
Kelenjar Limfe tidak ada perubahan morfologis yang berarti hanya menunjukkan turunnya kemampuan berproliferasi dan terdapat sedikit pembesaran limpa.

IX. Perubahan Anatomik pada sistema Syaraf Pusat (Systema Nervosum Centrale). 

1.     Otak
Berat otak kurang lebih 350 gram pada saat kelahiran kemudian meningkat menjadi 1,375 gram pada usia 20 tahun, berat otak mulai menurun pada usia 45-50 tahun penurunan ini kurang lebih 11% dari berat maksimal. Berat dan volume otak berkurang rata-rata 5-10% selama umur 20-90 tahun. Otak mengandung lebih 100 million sel termasuk diantaranya sel neuron yang berfungsi menyalurkan impuls listrik dari susunan saraf pusat. Pada penuaan otak kehilangan 100.000 neuron/tahun. Neuron dapat mengirim signal kepada beribu-ribu sel lain dengan kecepatan 200 mil/jam. Pada orang tua, Sulcus pada permukaan otak melebar sedangkan girus akan mengecil. Pada orang muda rasio antara subtansia grisea dan substansia alba 1:28, pada orang tua menurun menjadi 1:13. Terjadi penebalan meningeal, atropi cerebral (berat otak menurun 10% antara usia 30-70 tahun. Secara berangsur-angsur tonjolan dendrit di neuron hilang disusul membengkaknya batang dendrit dan batang sel. Secara progresif terjadi fragmentasi dan kematian sel. Pada semua sel terdapat deposit lipofusin (pigment wear & tear yang terbentuk di sitoplasma, kemungkinan berasal dari lisosom atau mitokondria). RNA, Mitokondria dan enzym sitoplasma menghilang, inklusi dialin eosinofil dan badan Levy, neurofibriler menjadi kurus dan degenerasi granulovakuole. korpora amilasea terdapat dimana-mana dijaringan otak. Berbagai perubahan degeneratif ini meningkat pada individu lebih dari 60 tahun dan menyebabkan gangguan persepsi, analisis dan integrasi, input sensorik menurun menyebabkan gangguan kesadaran sensorik (nyeri sentuh, panas, dingin posisi sendi). Tampilan sensori motor untuk menghasilkan ketepatan melambat. Gangguan mekanisme mengontrol postur tubuh dan daya anti grafitasi menurun, keseimbangan dan gerakan menurun. Daya pemikiran abstrak menghilang, memori jangka pendek dan kemampuan belajar menurun, lebih kaku dalam memandang persoalan, lebih egois dan introvet.

2.     Saraf Otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipotalamus. Penelitian tentang berbagai gangguan fungsi hipotalamus pada usia lanjut saat ini sedang secara intensif dilakukan di berbagai center, yang antara lain diharapkan bisa mengungkap berbagai penyebab terjadinya gangguan otonom pada lansia. Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab terjadinya gangguan otonom pada usia lanjut adalah penurunan asetilkolin, atekolamin, dopamin, noradrenalin. Perubahan pada neurotransmisi pada ganglion otonom yang berupa penurunan pembentukan asetilkolin yang disebabkan terutama oleh penurunan enzim utama kolinasetilase. Terdapat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor kolin. Hal ini menyebabkan predeposisi terjadinya hipotensi postural, regulasi suhu sebagai tanggapan atas panas/dingin terganggu, otoregulasi di sirkulasi cerebral rusak sehingga mudah terjatuh.