Thursday, September 1, 2016

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CORONARY ARTERY DISEASE dengan TRIPLE VESSEL DISEASE POST CABG


STUDI OBSERVASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CORONARY ARTERY DISEASE dengan TRIPLE VESSEL DISEASE POST CABG di RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI S1
 FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ANGKATAN 2013



 

A.  Definisi Kasus
Penyakit arteri koroner (CAD) adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tidak mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung (kerusakan pada otot jantung).( Brunner and Sudarth, 2001).
Coronary Artery Bypass Graft merupakan salah satu penanganan intervensi dari CAD dengan cara membuat saluran baru melewati arteri koroner yang mengalami penyempitan atau penyumbatan (Feriyawati, 2005). Coronary Artery Bypass Grafting adalah operasi pintas koroner yang dilakukan untuk membuat saluran baru melewati bagian arteri koroner yang mengalami penyempitan atau penyumbatan (Medical Surgical Nursing vol 1, 2000)    
Coronary Artery Disease merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah ateriol kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirkumflex. Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun sementara yang disebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan. Sirkulasi kolateral berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan supply oksigen yang adekuat ke sel yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi tidak permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen (miocard infarct). Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah, dan lain-lain, yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari angina pectoris (nyeri dada) sampai infark jantung.

B.  Patofisiologi
Penyakit jantung koroner merupakan respons iskemik dari miokardium yang disebabkan oleh penyempitan arteri koronaria secara permanen atau tidak permanen. Oksigen di perlukan oleh sel-sel miokardial, untuk metabolisme aerob dimana adenosine triphospate dibebaskan untuk energi jantung pada saat istirahat membutuhakn 70% oksigen. Banyaknya oksigen yang di perlukan untuk kerja jantung disebut sebagai myocardial oxygen cunsumption (MVO2), yang dinyatakan oleh percepatan jantung, kontraksi miocardial dan tekanan pada dinding jantung.
Jantung yang normal dapat dengan mudah menyesuaikan terhadap peningkatan tuntutan tekanan oksigen dangan menambah percepatan dan kontraksi untuk menekan volume darah ke sekat-sekat jantung. Pada jantung yang mengalami obstruksi aliran darah miocardial, suplay darah tidak dapat mencukupi terhadap tuntutan yang terjadi. Keadaan adanya obstruksi letak maupun sebagian dapat menyebabkan anoksia dan suatu kondisi menyerupai glikolisis aerobic berupaya memenuhi kebutuhan oksigen. Penimbunan asam laktat merupakan akibat dari glikolisis aerobik yang dapat sebagai predisposisi terjadinya disritmia dan kegagalan jantung.
Hipokromia dan asidosis laktat mengganggu fungsi ventrikel. Kekuatan kontraksi menurun, gerakan dinding segmen iskemik menjadi hipokinetik. Kegagalan ventrikel kiri menyebabkan penurunan stroke volume, pengurangan cardiac output, peningkatan ventrikel kiri pada saat tekanan akhir diastole dan tekanan desakan pada arteri pulmonalis serta tanda-tanda kegagalan jantung. Kelanjutan dan iskemia tergantung pada obstruksi pada arteri koronaria (permanen atau sementara), lokasi serta ukurannya. Tiga menifestasi dari iskemia miocardial adalah angina pectoris, penyempitan arteri koronarius sementara, preinfarksi angina, dan miocardial infark atau obstruksi permanen pada arteri coronaria.

C.  Anatomi Terapan
Arteri Koroner Kiri Utama/Left Main (LM) yang lebih popular dengan sebutan Left Main (LM), keluar dari sinus aorta kiri kemudian segera bercabang dua menjadi arteri Left Anterior Descending (LAD) dan Left Cirumflex (LCX). Arteri LM berjalan diantara alur keluar ventrikel kanan (right ventricle outflow tract) yang terletak di depannya dan atrium kiri dibelakangnya, kemudian bercabang menjadi arteri LAD dan arteri LCX.
Arteri Left Anterior Descending (LAD) berjalan di parit interventrikular depan sampai ke apeks jantung. Arteri ini mensuplai bagian depan septum melalui cabang-cabang septal dan bagian depan ventrikuler kiri melalui cabang-cabang diagonal, sebagian besar ventrikel kiri dan juga berkas AntrioVentrikular.  Cabang-cabang diagonal keluar dari arteri LAD dan berjalan menyamping mensuplai dinding anterolateral ventrikel kiri, cabang diagonal bisa lebih dari satu.
Arteri Left Circumflex (LCX) berjalan di parit atrioventrikular kiri diantara atrium kiri dan ventrikel kiri dan mensuplai dinding samping ventrikel kiri melalui cabang-cabang obtuse marginal yang bisa lebih dari satu (M1, M2, dan seterusnya). Pada umumnya arteri LCX berakhir sebagai cabang obtuse marginal, namum pada 10% kasus mempunyai sirkulasi dominan kiri maka arteri LCX juga mensuplai cabang “posterior descending artery” (PDA).
Arteri Koroner Kanan/Right Coronary Artery (RCA) keluar dari sinus aorta kanan dan berjalan didalam parit atrioventrikular kanan diantara atrium kanan dan ventrikel kanan menuju ke bagian bawah dari septum. Cabang-cabang yang berjalan diagonal dan mengarah ke depan dan mensuplai dinding depan ventrikel kanan. Selanjutnya adalah cabang acute marginal (AM) dan berjalan di tepi ventrikel kanan diatas diafragma. RCA berlanjut ke belakang berjalan di dalam parit atrioventrikular dan bercabang arteri AV node.



1.    Etiologi
Coronary artery disease triple vessel disease merupakan penyumbatan pada arteri koronaria pada ketiga cabang arteri koronaria. Faktor resiko yang sering menyebabkan penyumbatan adalah kolesterol. Ketika kadar kolesterol tinggi terutama LDL meningkatkan resiko serangan jantung atau menyumbat arteri. Tingginya kadar kolesterol di dalam dinding arteri akan membuat suplai darah dan nutrisi berkurang ke jantung. 
2.    Operasi CABG
Yaitu salah satu tindakan operasi yang sering dilakukan pada pasien penyakit jantung koroner. Dimana operasi ini dilakukan dengan penggantian arteri koronaria yang tersumbat dengan vena savena. Ketika ketiga cabang utama arteri koronaria tersumbat maka vena savena yang di ambil harus panjang dan kanan kiri.
3.    Post Operasi
Keadaan pasien yang sering terjadi ketika post operasi jantung adalah post anastesi dan faktor resiko tirah baring dimana terjadi penurunan fungsional paru dan jantung, nyeri dada, penurunan ekspansi toraks, serta gangguan metabolisme.
4.    Intervensi
-  Breathing exercise
Bertujuan untuk meningkatkan fungsional paru pasca operasi, menggunakan teknik deep breathing dilakukan 8x selama latihan
-  Mobilisasi aktif
Bertujuan untuk menjaga ROM dari AGA dan AGB dan untuk mencegah atrofi pada otot-otot AGA dan AGB, dilakukan sebanyak 8x pengulangan bergantian dari kanan kemudian kiri .
-  Huffing
Bertujuan untuk mengeluarkan mukus pada saluran nafas akibat penggunaan ventilator. Caranya tarik nafas 2x pengulangan kemudian tarik napas dalam lalu keluarkan dengan batuk yang keras.
5.    Akibat
Penyakit jantung koroner menyebabkan nyeri dada kiri, sesak nafas dan penurunan kapasitas fisik dan kemampuan jantung.

Kesimpulan dan Saran
Penyakit jantung coroner atau penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik) merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah ateriol kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirkumflex. Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun sementara yang disebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan.
Coronary Artery Bypass Graft merupakan salah satu penanganan intervensi dari CAD dengan cara membuat saluran baru melewati arteri koroner yang mengalami penyempitan atau penyumbatan. Arteri dan vena yang digunakan untuk graft selama operasi bypass adalah arteri radialis, arteri mammary interna bilateral arteri mammary interna, arteri gastroepiploica, dan vena saphenous.
Harus sabar dalam menghadapi pasien dan dengarkan setiap keluhan yang dialami pasien walaupun tidak ada hubungannya dengan penyakit yang diderita. Beri nasihat pasien untuk melakukan mobilisasi aktif selama di ICU sebatas kemampuan pasien. Selalu perhatikan tanda vital pasien sebelum dan sesudah memberikan terapi.

 

 

No comments:

Post a Comment