STUDI OBSERVASI PENATALAKSANAAN
FISIOTERAPI PADA CORONARY
ARTERY DISEASE dengan TRIPLE
VESSEL DISEASE POST CABG di RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ANGKATAN 2013
A. Definisi Kasus
Penyakit arteri koroner
(CAD) adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri yang
menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tidak
mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri
dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat
sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung (kerusakan pada otot jantung).(
Brunner and Sudarth, 2001).
Coronary
Artery Bypass Graft merupakan salah satu penanganan intervensi dari CAD
dengan cara membuat saluran baru melewati arteri koroner yang mengalami
penyempitan atau penyumbatan (Feriyawati, 2005). Coronary Artery Bypass
Grafting adalah operasi pintas koroner yang dilakukan untuk membuat
saluran baru melewati bagian arteri koroner yang mengalami penyempitan atau
penyumbatan (Medical Surgical Nursing vol 1, 2000)
Coronary
Artery Disease merupakan suatu manifestasi khusus
dan arterosclerosis pada arteri
koroner. Plaque terbentuk pada
percabangan arteri yang ke arah ateriol kiri, arteri koronaria kanan dan agak
jarang pada arteri sirkumflex. Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi
secara permanen maupun sementara yang disebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan. Sirkulasi
kolateral berkembang di sekitar obstruksi
arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium.
Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan supply oksigen yang adekuat ke sel yang berakibat terjadinya
penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi tidak
permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen
(miocard infarct). Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh
penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner),
dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan
jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah, dan lain-lain, yang kesemuanya akan
mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan
otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat
menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari angina pectoris (nyeri dada) sampai infark jantung.
B. Patofisiologi
Penyakit
jantung koroner merupakan respons iskemik dari miokardium yang disebabkan oleh penyempitan
arteri koronaria secara permanen atau tidak permanen. Oksigen di perlukan oleh
sel-sel miokardial, untuk metabolisme aerob dimana adenosine triphospate dibebaskan
untuk energi jantung pada saat istirahat membutuhakn 70% oksigen. Banyaknya
oksigen yang di perlukan untuk kerja jantung disebut sebagai myocardial oxygen cunsumption (MVO2),
yang dinyatakan oleh percepatan jantung, kontraksi miocardial dan tekanan pada
dinding jantung.
Jantung yang
normal dapat dengan mudah menyesuaikan terhadap peningkatan tuntutan tekanan
oksigen dangan menambah percepatan dan kontraksi untuk menekan volume darah ke
sekat-sekat jantung. Pada jantung yang mengalami obstruksi aliran darah
miocardial, suplay darah tidak dapat mencukupi terhadap tuntutan yang terjadi.
Keadaan adanya obstruksi letak maupun sebagian dapat menyebabkan anoksia dan
suatu kondisi menyerupai glikolisis aerobic berupaya memenuhi kebutuhan
oksigen. Penimbunan asam laktat merupakan akibat dari glikolisis aerobik yang
dapat sebagai predisposisi terjadinya disritmia dan kegagalan jantung.
Hipokromia
dan asidosis laktat mengganggu fungsi ventrikel. Kekuatan kontraksi menurun,
gerakan dinding segmen iskemik menjadi hipokinetik. Kegagalan ventrikel kiri
menyebabkan penurunan stroke volume, pengurangan cardiac output, peningkatan
ventrikel kiri pada saat tekanan akhir diastole dan tekanan desakan pada arteri
pulmonalis serta tanda-tanda kegagalan jantung. Kelanjutan dan iskemia
tergantung pada obstruksi pada arteri koronaria (permanen atau sementara),
lokasi serta ukurannya. Tiga menifestasi dari iskemia miocardial adalah angina
pectoris, penyempitan arteri koronarius sementara, preinfarksi angina, dan
miocardial infark atau obstruksi permanen pada arteri coronaria.
C. Anatomi Terapan
Arteri Koroner Kiri Utama/Left Main
(LM) yang lebih popular dengan sebutan Left Main
(LM), keluar dari sinus aorta kiri kemudian segera bercabang dua menjadi arteri
Left Anterior Descending (LAD) dan Left Cirumflex (LCX). Arteri LM
berjalan diantara alur keluar ventrikel kanan (right ventricle outflow
tract) yang terletak di depannya dan atrium kiri dibelakangnya, kemudian
bercabang menjadi arteri LAD dan arteri LCX.
Arteri Left Anterior Descending (LAD)
berjalan di parit interventrikular depan sampai ke apeks jantung. Arteri ini
mensuplai bagian depan septum melalui cabang-cabang septal dan bagian depan
ventrikuler kiri melalui cabang-cabang diagonal, sebagian besar ventrikel kiri
dan juga berkas AntrioVentrikular.
Cabang-cabang diagonal keluar dari arteri LAD dan berjalan menyamping
mensuplai dinding anterolateral ventrikel kiri, cabang diagonal bisa lebih dari
satu.
Arteri Left Circumflex (LCX)
berjalan di parit atrioventrikular kiri diantara atrium kiri dan ventrikel kiri
dan mensuplai dinding samping ventrikel kiri melalui cabang-cabang obtuse
marginal yang bisa lebih dari satu (M1, M2, dan seterusnya). Pada umumnya
arteri LCX berakhir sebagai cabang obtuse marginal, namum pada 10% kasus
mempunyai sirkulasi dominan kiri maka arteri LCX juga mensuplai cabang “posterior
descending artery” (PDA).
Arteri Koroner Kanan/Right Coronary
Artery (RCA) keluar dari sinus aorta kanan dan
berjalan didalam parit atrioventrikular kanan diantara atrium kanan dan
ventrikel kanan menuju ke bagian bawah dari septum. Cabang-cabang yang berjalan
diagonal dan mengarah ke depan dan mensuplai dinding depan ventrikel kanan.
Selanjutnya adalah cabang acute marginal (AM) dan berjalan di tepi
ventrikel kanan diatas diafragma. RCA berlanjut ke belakang berjalan di dalam
parit atrioventrikular dan bercabang arteri AV node.
1. Etiologi
Coronary
artery disease triple vessel disease merupakan penyumbatan pada arteri
koronaria pada ketiga cabang arteri koronaria. Faktor resiko yang sering
menyebabkan penyumbatan adalah kolesterol. Ketika kadar kolesterol tinggi
terutama LDL meningkatkan resiko serangan jantung atau menyumbat arteri. Tingginya
kadar kolesterol di dalam dinding arteri akan membuat suplai darah dan nutrisi
berkurang ke jantung.
2. Operasi
CABG
Yaitu
salah satu tindakan operasi yang sering dilakukan pada pasien penyakit jantung
koroner. Dimana operasi ini dilakukan dengan penggantian arteri koronaria yang
tersumbat dengan vena savena. Ketika ketiga cabang utama arteri koronaria
tersumbat maka vena savena yang di ambil harus panjang dan kanan kiri.
3. Post
Operasi
Keadaan
pasien yang sering terjadi ketika post operasi jantung adalah post anastesi dan
faktor resiko tirah baring dimana terjadi penurunan fungsional paru dan
jantung, nyeri dada, penurunan ekspansi toraks, serta gangguan metabolisme.
4. Intervensi
-
Breathing exercise
Bertujuan
untuk meningkatkan fungsional paru pasca operasi, menggunakan teknik deep breathing
dilakukan 8x selama latihan
-
Mobilisasi aktif
Bertujuan
untuk menjaga ROM dari AGA dan AGB dan untuk mencegah atrofi pada otot-otot AGA
dan AGB, dilakukan sebanyak 8x pengulangan bergantian dari kanan kemudian kiri
.
-
Huffing
Bertujuan
untuk mengeluarkan mukus pada saluran nafas akibat penggunaan ventilator. Caranya
tarik nafas 2x pengulangan kemudian tarik napas dalam lalu keluarkan dengan
batuk yang keras.
5. Akibat
Penyakit jantung
koroner menyebabkan nyeri dada kiri, sesak nafas dan penurunan kapasitas fisik
dan kemampuan jantung.
Kesimpulan dan Saran
Penyakit
jantung coroner atau penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik) merupakan suatu
manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaque terbentuk
pada percabangan arteri yang ke arah ateriol kiri, arteri koronaria kanan dan
agak jarang pada arteri sirkumflex. Aliran darah ke distal dapat mengalami
obstruksi secara permanen maupun sementara yang disebabkan oleh akumulasi
plaque atau penggumpalan.
Coronary
Artery Bypass Graft merupakan salah satu penanganan intervensi dari CAD
dengan cara membuat saluran baru melewati arteri koroner yang mengalami
penyempitan atau penyumbatan. Arteri dan vena yang digunakan untuk graft selama
operasi bypass adalah arteri radialis, arteri mammary interna bilateral arteri
mammary interna, arteri gastroepiploica, dan vena saphenous.
Harus sabar
dalam menghadapi pasien dan dengarkan setiap keluhan yang dialami pasien walaupun
tidak ada hubungannya dengan penyakit yang diderita. Beri nasihat pasien untuk
melakukan mobilisasi aktif selama di ICU sebatas kemampuan pasien. Selalu perhatikan tanda vital pasien sebelum dan sesudah memberikan terapi.
No comments:
Post a Comment