Hai kamu!
Kamu tahu? Rindu ini datang lagi.
Tapi cukup doa ku saja yang ku jadikan penawar pahitnya. Sepahit kopi yang ku buat senja itu.
Bagaimana mungkin tak pahit? Sementara gula itu masih kamu simpan.
Bagaimana mungkin aku bisa meminta barang sesendok? Sementara nama dan wajahmu saja masih sangat sulit kuterka. Bahkan belum.
Aku tak tahu, entah kamu sempat memintaku ataukah Dia yang lebih dulu meminta ku menemuinya.
Dan jika Dia memberi ku kesempatan, tahukah kamu bahwa salah satu pinta ku dalam sujud-sujud panjang kepada-Nya adalah membersamaimu.
Bersama meraih cinta-Nya dalam ikatan cinta yang di ridhoi-Nya.
Dariku, yang merindukanmu.
Allah knows what you're feeling and He knows your intention and He knows what's in your heart.
Feed yourself positive thoughts.
Wallahi if you knew how Allah took care of your affairs you would not worry.
It's only a matter of time before things get better.
Patience is bitter, it's realy bitter actually.
But the sweetness of its fruits will prevail and you will forget any bitterness that you've ever tasted.
Aku tidak bisa mengembalikan setiap air yang jatuh dari mata ku.
Biarkan ia mengalir di setiap sungai.
Siapa tahu air mata ku dan air mata mu dapat bertemu.
Karena mengagumi atau mencintai seseorang bukan berarti harus mengucapkan atau menuliskan namanya setiap hari, tapi.... lebih jauh daripada itu.
Ana uhibbuki fillah hatta fil jannah abadan abada....
No comments:
Post a Comment