Monday, August 29, 2016

Perubahan-Perubahan Anatomik Organ Tubuh pada Penuaan Bag. 3

V. Perubahan Anatomik pada Sistem Pencernaan (System Digestivus) 

1. Rongga Mulut (Cavum Oris) 

a. Gigi (Dentes) Atrial
Hilangnya jaringan gigi akibat fungsi pengunyah yang terus menerus. Dimensi vertikal wajah menjadi lebih pendek sehingga merubah penampilan/estetik fungsi pengunyah dan meningkatkan insiden karies terutama bagian leher gigi dan akar, karies sekunder di bawah tambalan lama. Jaringan penyangga gigi mengalami kemunduran sehingga gigi goyang dan tanggal. 

b. Muskulus Koordinasi 
Kekuatan muskulus menurun sehingga terjadi pergerakan yang tidak terkontrol dari bibir, lidah dan rahang orafacial dyskinesis. 

c. Mukosa
Jaringan mukosa mengalami atrofi dengan tanda-tanda tipis, merah, mengkilap, dan kering. 

d. Lidah (Lingua)
Manifestasi yang sering terlihat adalah atrofi papil lidah dan terjadinya fisura-fisura. Sehubungan dengan ini maka terjadi perubahan persepsi terhadap pengecapan. Akibatnya orang tua sering mengeluh tentang kelainan yang dirasakan terhadap rasa tertentu misalnya pahit dan asin. Dimensi lidah biasanya membesar dan akibat kehilangan sebagian besar gigi, lidah bersentuhan dengan pipi waktu mengunyah, menelan dan berbicara. 

e. Kelenjar liur (Glandula Salivarius) 
Terjadi degenerasi kelenjar liur, yang mengakibatkan sekresi dan viskositas saliva menurun. 

f. Sendi Temporo Mandibular 
Perubahan pada sendi Temporo Mandibularis sering sudah terjadi pada usia 30-50 tahun. Perubahan pada sendi Temporo Mandibularis ini akibat dari proses degenerasi. Dengan manifestasi adanya TM joint sound, melemahnya otot-otot mengunyah sendi, sehingga sukar membuka mulut secara lebar. 

g. Tulang Rahang (Os Maxilare dan Os Mandibulare)
Terdapat resorbsi dan alveolar crest sampai setinggi 1 cm terutama pada rahang tanpa gigi atau setelah pencabutan.

2. Lambung (Ventriculus)   
Terjadi atrofi mukosa, atrofi sel kelenjar dan ini menyebabkan sekresi asam lambung, pepsin dan faktor intrinsik berkurang. Ukuran lambung pada lansia menjadi lebih kecil, sehingga daya tampung makanan berkurang. Proses pengubahan protein menjadi pepton terganggu. Karena sekresi asam lambung berkurang, rangsang rasa lapar juga berkurang. Absobsi kobalamin menurun sehingga konsentrasi kobalamin lebih rendah. 

3. Usus halus (Intestinum Tenue) dan Mukosa 
Usus halus mengalami atrofi, sehingga luas permukaan berkurang, jumlah vili berkurang yang menyebabkan penurunan proses absorbsi. Di daerah duodenum enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu menurun, sehingga metabolisme karbohidrat, protein dan lemak menjadi tidak sebaik sewaktu muda. Keadaan seperti ini menyebabkan gangguan yang disebut sebagai maldigesti dan mal absorbsi. 

4. Pankreas (Pancreas) 
Produksi ensim amylase, tripsin dan lipase menurun sehingga kapasitas metabolisme karbohidrat, protein dan lemak juga menurun. Pada lansia sering terjadi pankreatitis yang dihubungkan dengan batu empedu. Batu empedu yang menyumbat ampula vateri menyebabkan oto-digesti parenkim pankreas oleh enzim elastase dan fosfolipase-A yang diaktifkan oleh tripsin dan/atau asam empedu. 

5. Hati (Hepar) 
Ukuran hati mengecil dan sirkulasi portal juga menurun pada usia kurang dari 40 tahun 740 ml/menit, pada usia diatas 70 tahun menjadi 595 ml/menit. Hati berfungsi sangat penting dalam proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Disamping juga memegang peranan besar dalam proses detoksifikasi, sirkulasi, penyimpanan vitamin, konyugasi, bilirubin dan lain sebagainya. Dengan meningkatnya usia secara histologik dan anatomik akan terjadi perubahan akibat atrofi sebagian besar sel, berubah bentuk menjadi jaringan fibrous sehingga menyebabkan penurunan fungsi hati. Hal ini harus di ingat terutama dalam pemberian obat-obatan. 

6. Usus Besar dan Rektum (Colon dan Rectum) 
Pada colon pembuluh darah menjadi berkelok-kelok yang menyebabkan motilitas colon menurun, berakibat absobsi air dan elektrolit meningkat sehingga feses menjadi lebih keras dan sering terjadi konstipasi.

Tuesday, August 2, 2016

KAMU....



Hai kamu!
Kamu tahu? Rindu ini datang lagi.
Tapi cukup doa ku saja yang ku jadikan penawar pahitnya. Sepahit kopi yang ku buat senja itu.

Bagaimana mungkin tak pahit? Sementara gula itu masih kamu simpan.
Bagaimana mungkin aku bisa meminta barang sesendok? Sementara nama dan wajahmu saja masih sangat sulit kuterka. Bahkan belum.

Aku tak tahu, entah kamu sempat memintaku ataukah Dia yang lebih dulu meminta ku menemuinya.

Dan jika Dia memberi ku kesempatan, tahukah kamu bahwa salah satu pinta ku dalam sujud-sujud panjang kepada-Nya adalah membersamaimu.
Bersama meraih cinta-Nya dalam ikatan cinta yang di ridhoi-Nya.

Dariku, yang merindukanmu. 

Allah knows what you're feeling and He knows your intention and He knows what's in your heart
Feed yourself positive thoughts. 
Wallahi if you knew how Allah took care of your affairs you would not worry.
It's only a matter of time before things get better.
Patience is bitter, it's realy bitter actually. 
But the sweetness of its fruits will prevail and you will forget any bitterness that you've ever tasted.

Aku tidak bisa mengembalikan setiap air yang jatuh dari mata ku.
Biarkan ia mengalir di setiap sungai.
Siapa tahu air mata ku dan air mata mu dapat bertemu.
Karena mengagumi atau mencintai seseorang bukan berarti harus mengucapkan atau menuliskan namanya setiap hari, tapi.... lebih jauh daripada itu. 

Ana uhibbuki fillah hatta fil jannah abadan abada....