Saturday, July 23, 2016

Perubahan-Perubahan Anatomik Organ Tubuh pada Penuaan Bag. 2

III. Perubahan anatomik pada sistema kardiovaskuler 
 
1.   Jantung (Cor) 

Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia. Disertai dengan bertambahnya kaliber aorta. Perubahan ini terjadi akibat adanya perubahan pada dinding media aorta dan bukan merupakan akibat dari perubahan intima karena aterosklerosis. Perubahan aorta ini menjadi sebab apa yang disebut isolated aortic incompetence dan terdengarnya bising pada apex cordis. Penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi) seperti organ tubuh lain, tetapi malahan terjadi hipertropi. Pada umur 30-90 tahun massa jantung bertambah (plusmn 1 gram/tahun pada laki-laki dan plusmn 1,5 gram/tahun pada wanita). Pada daun dan cincin katup aorta perubahan utama terdiri dari berkurangnya jumlah inti sel dari jaringan fibrosa stroma katup, penumpukan lipid, degenerasi kolagen dan kalsifikasi jaringan fibrosa katup tersebut. Daun katup menjadi kaku, perubahan ini menyebabkan terdengarnya bising sistolik ejeksi pada usia lanjut. Ukuran katup jantung tampak bertambah. Pada orang muda katup antrioventrikular lebih luas dari katup semilunar. Dengan bertambahnya usia terdapat penambahan circumferensi katup, katup aorta paling cepat sehingga pada usia lanjut menyamai katup mitral, juga menyebabkan penebalan katup mitral dan aorta. Perubahan ini disebabkan degenerasi jaringan kalogen, pengecilan ukuran, penimbunan lemak dan kalsifikasi. Kalsifikasi sering terjadi pada anulus katup mitral yang sering ditemukan pada wanita. Perubahan pada katup aorta terjadi pada daun atau cincin katup. Katup menjadi kaku dan terdengar bising sistolik ejeksi. 

2. Pembuluh Darah Otak

Otak mendapat suplai darah utama dari Arteria Karotis Interna dan arteri vertebralis. Pembentukan plak ateroma sering dijumpai didaerah bifurkatio khususnya pada pangkal arteri karotis interna, Sirkulus willisii dapat pula terganggu dengan adanya plak ateroma juga arteri-arteri kecil mengalami perubahan ateromatus termasuk fibrosis tunika media hialinisasi dan kalsifikasi. Walaupun berat otak hanya 2% dari berat badan tetapi mengkomsumsi 20% dari total kebutuhan oksigen konsumsi. Aliran darah serebral pada orang dewasa kurang lebih 50cc/100gm/menit pada usia lanjut menurun menjadi 30cc/100gm/menit. Perubahan degeneratif yang dapat mempengaruhi fungsi sistem vertebrobasiler adalah degenerasi discus veterbralis (kadar air sangat menurun, fibrokartilago meningkat dan perubahan pada mukopoliskharid). Akibatnya diskus ini menonjol ke perifer mendorong periost yang meliputinya dan lig. intervertebrale menjauh dari corpus vertebrae. Bagian periost yang terdorong ini akan mengalami klasifikasi dan membentuk osteofit. Keadaan seperti ini dikenal dengan nama spondylosis servikalis. Discus intervertebralis total merupakan 25% dari seluruh collumna vertebralis sehingga degenerasi diskus dapat mengakibatkan pengurangan tinggi badan pada usia lanjut. Spondilosis servikalis berakibat 2 hal pada arteri vertebralis, yaitu: 
a. Osteofit sepanjang pinggir corpus vetebralis dan pada posisi tertentu bahkan dapat mengakibatkan oklusi pembuluh arteri ini. 
b. Berkurangnya panjang kolum servikal berakibat arteri verterbralis menjadi berkelok-kelok. Pada posisi tertentu pembuluh ini dapat tertekuk sehingga terjadi oklusi. Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut seperti telah diuraikan diatas, dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat rentan terhadap perubahan-perubahan, baik perubahan posisi tubuh maupun fungsi jantung dan bahkan fungsi otak

3. Pembuluh Darah Perifer.

Arterosclerosis yang berat akan menyebabkan penyumbatan arteria perifer yang menyebabkan pasokan darah ke otot-otot tungkai bawah menurun hal ini menyebabkan ischemia jaringan otot yang menyebabkan keluhan.

IV.Perubahan Anatomik pada Sistem Pernafasan (System Respiratorius) 

1.     Dinding dada:
Tulang-tulang mengalami osteoporosis, rawan mengalami osifikasi sehingga terjadi perubahan bentuk dan ukuran dada. Sudut epigastrik relatif mengecil dan volume rongga dada mengecil. 

2.     Otot-otot pernafasan:
Musuculus interkostal dan aksesori mengalami kelemahan akibat atrofi. 

3.     Saluran nafas:
Akibat kelemahan otot, berkurangnya jaringan elastis bronkus dan aveoli menyebabkan lumen bronkus mengecil. Cicin rawan bronkus mengalami pengapuran. 

4.     Struktur jaringan parenkim paru:
Bronkiolus, duktus alveoris dan alveolus membesar secara progresif, terjadi emfisema senilis. Struktur kolagen dan elastin dinding saluran nafas perifer kualitasnya mengurang sehingga menyebabkan elastisitas jaringan parenkim paru mengurang. Penurunan elastisitas jaringan parenkim paru pada usia lanjut dapat karena menurunnya tegangan permukaan akibat pengurangan daerah permukaan alveolus. Perubahan anatomi tersebut menyebabkan gangguan fisiologi pernapasan sebagai berikut: 

a. Gerak pernafasan : adanya perubahan bentuk, ukuran dada, maupun volume rongga dada akan merubah mekanika pernafasan menjadi dangkal, timbul gangguan sesak nafas, lebih-lebih apabila terdapat deformitas rangka dada akibat penuaan. 

b.Distribusi gas : perubahan struktur anatomik saluran nafas akan menimbulkan penimbulkan penumpukan udara dalam alveolus (air trapping) ataupun gangguan pendistribusian gangguan udara nafas dalam cabang bronkus. 

c. Volume dan kapasitas paru menurun : hal ini disebabkan karena beberapa faktor: (1) kelemahan otot nafas, (2) elastisitas jaringan parenkim paru menurun, (3) resistensi saluaran nafas (menurun sedikit). Secara umum dikatakan bahwa pada usia lanjut terjadi pengurangan ventilasi paru. 

d. Gangguan transport gas : pada usia lanjut terjadi penurunan PaO2 secara bertahap, penyebabnya terutama disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan ventilasi-perfusi. Selain itu diketahui bahwa pengambilan O2 oleh darah dari alveoli (difusi) dan transport O2 ke jaringan berkurang, terutama terjadi pada saat melakukan olahraga. Penurunan pengambilan O2 maksimal disebabkan antara lain karena: (1) berbagai perubahan pada jaringan paru yang menghambat difusi gas, dan (2) kerena bertkurangnya aliran darah ke paru akibat turunnya curah jantung. 

e. Gangguan perubahan ventilasi paru : pada usia lanjut terjadi gangguan pengaturan ventilasi paru, akibat adanya penurunan kepekaan kemoreseptor perifer, kemoreseptor sentral atupun pusat-pusat pernafasan di medulla oblongata dan pons terhadap rangsangan berupa penurunan PaO2, peninggian PaCO2, Perubahan pH darah arteri dan sebagainya.

Thursday, July 21, 2016

Ini Hidup Ku dan Itu Hidup Mu

Firda? Siapa dia? Dia adalah aku. Sebuah anugerah nama terindah dari orangtua ku. Mempunyai watak, sifat dan kepribadian berbeda dengan kedua saudara nya. Orang-orang suka nyariin dia kalo lagi butuh.
"fir ada ppt materi kuliah ini gak"?
"fir ada di kos gak?"
"fir tugas nya udah?, fir makalahnya udah? fir video nya gimana, fir nanti kamu ya yang jelasin" dan masih banyak lagi.
Apa-apa serba firda yang turun tangan. Kata nya sih kalo firda yang di kasih tanggung jawab semua permasalahan nya selesai. Yaps kadang betul, tapi kadang malas juga ngelakuin nya. Kadang terpaksa bohong karena malas bantuin hahaha, mereka kemana pas aku minta bantuan. Mereka hilang semua ditelan bumi kecuali keenam teman ku.

Panggilan firda banyak banget. Dari yang dalam batas normal sampai abnormal, entahlah dari mana mereka mendapatkan panggilan itu. Tapi aku lebih suka dipanggil "da", yaps nama belakang ku karena ngerasa akrab aja. Ada yang manggil firda, fir, da, azizah ini teman SMA, dwi, unnie panggilan SMA, adek biasanya yang manggil lebih tua, iji panggilan dari adek tersayang, kabo panggilan dari abang ku, wak panggilan dari bening berasal dari kata kecoak (panjang cerita nya kenapa bisa di panggil kayak gitu), hyung panggilan dari fitia, bahkan adek tingkat yang gak tau nama ku malah manggilnya mba fisio dan mba geriatri hadeh, melenceng jauh. Di rumah sih di panggil da, walau kadang ada panggilan aneh dari mama dan abah. But it's ok lah.

Dari Senin tanggal 18 Juli UMS mengadakan UAS, yaps kita libur dulu baru UAS beda sama kampus lain hahaha, UMS mah emang selalu beda. Ini UAS terakhir guys, semester depan gak bakalan ngerasa kayak gini lagi. Rada sedih juga sih, kenangan nya banyak banget dari awal masuk jadi mahasiswa sampai detik ini suka duka nya banyak banget. Pernah belajar sampe nangis karena gak masuk ke otak, bikin desain terapi latihan sampe nangis ini mah gak bakalan di lupain dimana tingkat frustrasi meningkat dan ngerasa dalam titik benar-benar terperosok yah itu kisah di semester 4. Pusing sama tugas, masalah pribadi, kondisi kesehatan naik turun karena saking sibuknya. Tapi akhirnya semua fase itu terlewati sedikit demi sedikit. Bulan agustus bakalan masuk fase sibuk lagi, dimana harus Pre Klinik season 2 di RSUP Soetomo Surabaya selama 2 minggu dengan 4 sks, sehari harus bikin 2 status klinis pasien dan pindah-pindah dari bangsal ke ICU lanjut pusat rehabilitasi, belum lagi bikin makalah sama ppt untuk presentasi hasil di RS untuk di kampus. Setelah itu lanjut KKN di Wonosobo 2 minggu. September mulai dengan SKRIPSI hahaha, semangat! Maret 2017 bismillah udah wisuda aamiin.

Udah lama gak nulis di blog jadi banyak yang pengen di ceritain. Dimana setiap perjalanan bertemu sama orang baru. Aku ketemu sama teman lama ku di bandara, teman ku dari SMP SMA dan sampe sekarang, dan dia di kira pacar ku hadeh. Kenapa setiap cwo yang dekat sama aku selalu di kira pacar ku? Hellooww teman ku banyakan cwo ya daripada cwe, jadi harap maklum. Yang ngira aku punya pacar, mana lho bukti nya, tunjukin noh gue pengen liat!

Selain itu ketemu orang baru juga di bandara Achmad Yani Semarang dan bayarin makan aku dan adek ku. Padahal baru kenal, rezeki dari Allah alhamdulillah. Ketiga pemuda yang gak tau nama nya asik ngajakin ngobrol dan bingung antara harus ngobrol atau makan. Mereka orang-orang di Pusdik Penerbad Semarang. Salah satu dari mereka jadi dekat, yah kita kontakan gitu. Anaknya baik, dia orang pertama yang baru ku kenal tapi udah cerita banyak tentang dia, keluarga dia, pekerjaan dia, hal yang dia suka sama gak suka hhhmmm agak beda sama orang lain yang baru aku kenal. Orangnya asik diajakin ngobrol *prok-prok. Nambahin list teman, karena seribu teman terlalu sedikit dan satu musuh terlalu banyak. Dan yang bilang aku pacaran sama dia atau punya someone, jangan berpikiran macam-macam. Aku masih pengen fokus studi, banyak yang dekat tapi mereka teman ku, aku terbuka dengan siapapun yang masuk ke kehidupan ku. Aku tidak pernah mempermasalahkan dari mana mereka berasal ataupun latar belakang mereka. Kalopun ada seseorang yang ngerasa cemburu atau risih ngeliat aku berteman dengan cwo, it's ok itu pendapat mereka masing-masing, kembali pada pemikiran mereka. Karena mereka cuma tau luar nya, mereka tau nama ku tapi tidak dengan kehidupan ku.

So biarin orang mau ngomong apa itu terserah mereka, jangan terlalu diambil pusing. Hidup kalo dengerin omongan orang bakalan bikin telinga panas dan nambahin dosa, mending diam + cuek. 
Ini hidup ku dan itu hidup mu. Life must go on guys....

Monday, July 11, 2016

Perubahan-Perubahan Anatomik Organ Tubuh pada Penuaan Bag. 1

I. Perubahan Anatomik pada Sistem Muskuloskeletal 
         Massa tulang kontinu sampai mencapai puncak pada usia 30-35 tahun dan setelah itu akan menurun karena disebabkan berkurangnya aktivitas osteoblas, sedangkan aktivitas osteoklas tetap normal. Secara teratur tulang mengalami turn over yang dilaksanakan melalui 2 proses yaitu; modeling dan remodeling, pada keadaan normal jumlah tulang yang dibentuk remodeling sebanding dengan tulang yang dirusak. Ini disebut positively coupled jadi masa tulang yang hilang nol. Bila tulang yang dirusak lebih banyak terjadi kehilangan masa tulang ini disebut negatively coupled yang terjadi pada usia lanjut. Dengan bertambahnya usia terdapat penurunan masa tulang secara linier yang disebabkan kenaikan turn over pada tulang sehingga tulang lebih pourus. Pengurangan ini lebih nyata pada wanita, tulang yang hilang kurang lebih 0,5 sampai 1% per tahun dari berat tulang pada wanita pasca menopouse dan pada pria diatas 80 tahun. Selama kehidupan laki-laki kehilangan 20-30% dan wanita 30-40% dari puncak massa tulang. Pada sinovial sendi terjadi perubahan berupa tidak ratanya permukaan sendi serta terjadi celah dan lekukan dipermukaan tulang rawan. Erosi tulang rawan hialin menyebabkan pembentukan kista di rongga sub kondral. Ligamen dan jaringan peri artikuler mengalami degenerasi. Semuanya ini menyebabkan penurunan fungsi sendi, elastisitas dan mobilitas hilang sehingga sendi kaku, kesulitan dalam gerak yang rumit. Perubahan yang jelas pada sistem otot adalah berkurangnya masa otot terutama mengenai serabut otot tipe II. Penurunan ini disebabkan karena otropi dan kehilangan serabut otot. Perubahan ini menyebabkan laju metabolik basal dan laju konsumsi oksigen maksimal berkurang. Otot menjadi mudah lelah dan kecepatan laju kontraksi melambat. Selain penurunan masa otot juga dijumpai berkurangnya rasio otot dan jaringan lemak.

II.Perubahan Anatomik pada Sistem Integumen 


1. Kulit
2. Rambut
    a. Pertumbuhan menjadi lambat, lebih halus dan jumlahnya sedikit.
    b. Rambut pada alis, lubang hidung dan wajah sering tumbuh lebih panjang.
    c. Rambut memutih.
    d. Rambut banyak yang rontok.
3. Kuku
   a. Pertumbuham kuku lebih lambat, kecepatan pertumbuhan menurun 30-50% dari orang dewasa.
    b. Kuku menjadi pudar.
    c. Warna kuku agak kekuningan.
    d. Kuku menjadi tebal, keras tapi rapuh.
    e. Garis-garis kuku longitudinal tampak lebih jelas. Kelainan ini dilaporkan terdapat pada 67% lansia berusia 70 tahun.