Thursday, June 9, 2016

FUTURE : TWO WAYS



Selamat menjalankan ibadah puasa, alhamdulillah ketemu lagi sama bulan Ramadhan 1437 H dan pastinya masih menjalankan puasa di kota rantau, Solo. Yah puasa nya anak rantau tau lah, kangen masakan rumah, kangen kumpul sama keluarga. Buka puasa sama anak kos atau gak bukber sama teman sekelas. Sahur yah sendirian di kamar. Buka puasa yang ngucapin sampai bela-belain nelpon yah cuma ortu tercinta, yang bangunin sahur juga ortu hahaha. Pertama puasa di Solo tahun 2014, kalo boleh jujur itu puasa pertama sahurnya makan sambil nangis, buka nya pun makan sambil nangis. Yaiyalah puasa pertama tanpa keluarga tapi lama kelamaan udah terbiasa walaupun ngerasa kesepian aja. Kalo mau makan musti keluar dulu, beda kalo di rumah, makan yah tinggal makan. Satu hal yang beda banget puasa di rumah sama di kos yaitu menu makanan. Menu makanan anak kos saat puasa sama gak puasa sama aja, sama-sama cuma SATU jenis makanan, beda sama dirumah yang menu makanan buka puasa nya bermacam-macam. Jangankan makanan, minuman pun sama. Di rumah kalo buka puasa nih ada 3 jenis minuman buat aku, pertama air putih, kedua es sirup dan ketiga es buah. Di kos, ada air putih aja udah alhamdulillah, mau beli macam-macam minuman dan makanan musti mikir keras dulu. Setidaknya masih bisa makan karena di luar sana masih ada yang lebih kurang, intinya jangan lupa bersyukur.

Ini puasa kedua dimana saat puasa harus ujian praktek tapi gak UAS kayak tahun kemaren, tahun ini UAS nya habis lebaran. Gak bisa ngebayangin UAS nya habis lebaran, ilmu nya udah ngawang kemana-mana kebawa suasana liburan. Kenapa gak UAS nya sebelum liburan aja T_T??? Selesai ujian praktek cuss balik Pangkalan Bun, kangen berat uuuyy dan lebaran bakalan di Buntok, nikmati perjalanan 13 jam pake mobil siap-siap kena LBP. Setidaknya semester ini terakhir ngerasain UTS, ujian praktek dan UAS serta suasana belajar di ruang kelas teori dan praktek, bakalan kangen sama semua itu termasuk perjuangannya. Semester depan gak bakalan ngerasain kayak gitu lagi, bakalan ngerasain semprop dan skripsi, siap-siap kena coret dan revisi, kudu harus kuat mental hahaha walaupun juga pernah ngerasain proposal beberapa kali revisi dan beberapa kali ngeprint, dan semua itu nguras dompet -_-.

Satu hal yang bikin bingung setelah lulus, apakah aku lanjut profesi tapi tau sendiri lah profesi fisioterapi gimana permasalahan nya (cari tau sendiri), lanjut S2, kerja di klinik atau RS, jadi asdos, tapi pasti nya gak bakalan nganggur. Jujur masih bingung banget, pengennya setelah lulus belajar ke pare terus ke bandung kemudian cari beasiswa S2 ke luar negeri. Di satu sisi pengen jadi tenaga medis di daerah perdamaian atau daerah konflik/perang, di satu sisi lagi pengen daftar jadi .... atau .... (ini masih rencana, gak tau ortu bakalan acc atau gak, dan pastinya harus lepas hijab selama pendidikan). Opsi terakhir bakalan sedih, kenapa? Karena harus lepas hijab, tapi nunggu restu dari ortu dulu, kayaknya mama sulit mengijinkan kalo abah acc aja kayak nya, waktu SMA nyaranin nya juga masuk ke dunia seperti itu. Walaupun teman dekat nyaranin buat masuk itu karena postur bagus lah, itu lah ini lah, mereka cuma bilang kamu tinggal belajar renang aja fir hadeh -_-. Kenapa pengen masuk itu di opsi terakhir? Yang pastinya bukan karena seseorang, ini pilihan diri sendiri walaupun rada kecuci otaknya sama salah satu anggota ..... yang juga seorang saat kegiatan di bulan mei lalu plus ada satu teman cwo sekelas yang nyaranin juga buat masuk, karena dia juga setelah lulus pengen lanjut kesitu. Alasan kenapa pengen lanjut kesitu, ngerasa kurang tenaga medis aja di bagian situ plus fisioterapis juga langka banget lanjut kesitu, bukan biar beda tapi karena di instansi tersebut sangat sangat membutuhkan tenaga medis seperti fisioterapi bukan hanya dokter maupun perawat. Selain itu, kalo masuk situ bisa disiplin. Aku nya sih disiplin tapi malas nya itu lho kadang gak tau diri, tergantung mood juga sih. Alm dr vi aja bilang, "kamu tuh pintar tapi sayang suka malas" hadeh. Aku cuma males belajar udah itu aja, yang lain rajin kok. Kalo belajar itu bikin ngantuk apalagi kalo dikampus dosennya jelasin kayak ceramah berasa 1 watt mata nya. Walaupun jarang belajar dan lebih suka ketiduran waktu belajar tapi aku paham kok sama semua penjelasan dosen dan pastinya alhamdulillah lulus terus *prok-prok. Itulah sisi buruk nya kkkk (jangan ditiru).

Tapi gak tau kedepannya bakalan kayak gimana, mudahan salah satu opsi terwujud dan di acc Allah SWT, aamiin. Setidaknya berjuang dulu buat nyelesain skripsi dan semangat ujian praktek untuk terakhir kali nya yeee ^_^

Good luck buat kita semua Fisioterapi S1 UMS angkatan 2013

Wednesday, June 1, 2016

KERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Keragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan dalam kehidupan di masyarakat. Keragaman merupakan salah satu realitas utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan di masa silam, kini dan di waktu-waktu mendatang. Sebagai fakta, keragaman sering disikapi secara berbeda. Di satu sisi diterima sebagai fakta yang dapat memperkaya kehidupan bersama, tetapi di sisi lain dianggap sebagai faktor penyulit. Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat yang besar, namun juga bisa menjadi pemicu konflik yang dapat merugikan masyarakat sendiri jika tidak dikelola dengan baik.
Di Indonesia, berbagai konflik antar sukubangsa, antar penganut keyakinan keagamaan, ataupun antarkelompok telah memakan korban jiwa dan raga serta harta benda, seperti kasus Sambas, Ambon, Poso dan Kalimantan Tengah. Masyarakat majemuk Indonesia belum menghasilkan tatanan kehidupan yang egalitarian dan demokratis.
Persoalan-persoalan tersebut sering muncul akibat adanya dominasi sosial oleh suatu kelompok. Adanya dominasi sosial didasarkan pada pengamatan bahwa semua kelompok manusia ditujukan kepada struktur dalam sistem hirarki sosial suatu kelompok. Di dalamnya ditetapkan satu atau sejumlah kecil dominasi dan hegemoni kelompok pada posisi teratas dan satu atau sejumlah kelompok subordinat pada posisi paling bawah. Di antara kelompok-kelompok yang ada, kelompok dominan dicirikan dengan kepemilikan yang lebih besar dalam pembagian nilai-nilai sosial yang berlaku. Adanya dominasi sosial ini dapat mengakibatkan konflik sosial yang lebih tajam.
Negara-bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, agama, dapat disebut sebagai masyarakat multikultural. Berbagai keragaman masyarakat Indonesia terwadahi dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terbentuk dengan karakter utama mengakui pluralitas dan kesetaraan warga bangsa. NKRI yang mengakui keragaman dan menghormati kesetaraan adalah pilihan terbaik untuk mengantarkan masyarakat Indonesia pada pencapaian kemajuan peradabannya.

B.  Perumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan hakikat keragaman ?
2. Apakah pengertian mengenai keragaman manusia dan keragaman masyarakat?
3. Apa sajakah problematika keragaman ?
4. Bagaimanakah peran pemerintah dalam menghadapi keragaman ?

C.   Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan di Bidang Ilmu Sosial Budaya Dasar dan menambah pemahaman tentang hakikat manusia, keragaman dalam dinamika sosial budaya yang diharapkan bermanfaat bagi kita semua.


BAB II
PEMBAHASAN

                Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-macam atau berjenis-jenis seperti halnya binatang dan tumbuhan. Manusia sebagai mahluk Tuhan tetaplah berjenis satu. Keragaman manusia di maksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah mahluk individu yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri.
Perbedaan itu terutama di tinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat. Contoh, sebagai mahasiswa baru kita akan menjumpai teman-teman mahasiswa lain dengan sifat dan watak yang beragam. Dalam kehidupan sehari-hari kita akan menemukan keragaman akan sifat dan ciri-ciri khas dari setiap orang yang kita jumpai. Jadi manusia sebagai pribadi adalah unik dan beragam.

Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya : 1) tingkah laku; 2) lagu; musik; langgam; 4) warna, corak, ragi ; 5) laras (tata bahasa)..
Keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi dalam masyarakat di mana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku, bangsa dan ras, agama dan keyakinan, budaya, ideologi,  adat kesopanan, serta situasi ekonomi. Maka dapat disimpulkan keragaman masyarakat adalah sebuah keadaan yang menunjukkan perbedaan yang cukup banyak macam atau jenisnya dalam masyarakat.
Keragaman manusia baik dalam tingkat individu dan di tingkat masyarakat merupakan tingkat realitas atau kenyataan yang meski kita hadapi dan alami. Keragaman individual maupun sosial adalah implikasi dari kedudukan manusia, baik sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Kita sebagai individu akan berbeda dengan seseorang sebagai individu yang lain. Demikian pula kita sebagai bagian dari satu masyarakat memiliki perbedaan dengan masyarakat lainnya.

Di Indonesia unsur keragamannya dapat dilihat dalam suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi dan politik, tata karma, kesenjangan ekonomi, dan kesenjangan sosial. Semua unsur tersebut merupakan hal yang harus dipelajari agar keragaman hal tersebut tidak membawa dampak yang buruk bagi kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
Ada tiga macam istilah yang digunakan untuk menggambarkan masyarakat yang majemuk yang terdiri dari ras, agama, bahasa dan budaya yang berbeda yaitu masyarakat pural, masyarakat heterogen, dan masyarakat multikultural.
Pluralitas yaitu mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu (many).
Heterogen yaitu menunjukan bahwa keberadaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda, bermacam-macam dan bahkan tidak dapat disamakan.
Multikultural merupakan  inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa maupun agama. Multikulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama di ruang publik, menekankan pengakuan dan penghargaan pada perbedaan.


D.   Unsur-Unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia

1.     Suku Bangsa dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah dari Indonesia dari sabang sampai merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriyah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran-ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya.
Di Indonesia, terutama bagian barat dari Sulawesi adalah termasuk ras mongoloid melayu muda (Deutero Malayan Mongoloid). Kecuali Batak dan Toraja yang termasuk Mongoloid Melayu Tua (Proto Malayan Mongoloid).  Sebelah timur Indonesia termasuk ras Austroloid, termasuk bagian NTT. Sedangkan kelompok terbesar yang temasuk kelompok pribumi adalah golongan China yang termasuk Astratic Mongoloid.

2.     Agama dan Keyakinan
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan ghaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan sehari-hari.

Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan rinci. Hal ini pula yang barang kali menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang agama. Namun apapun bentuk kepercayaan  yang di anggap sebagai agama, tampaknya memang memiliki ciri umum yang hampir  sama, baik dalam agama primitive maupun agama monoteisme.
Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat adalah :
• Berfungsi edukatif : ajaran agama yang secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang
• Berfungsi penyelamat
• Berfungsi sebagai perdamaian
• Berfungsi sebagai sosial control
• Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
• Berfungsi transformatif
• Berfungsi kreatif
• Berfungsi sublimatif
Pada dasarnya agama dan keyakinan merupakan unsur penting dalam keragaman bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui di Indonesia.

3.   Ideologi dan Politik
Ideologi ialah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Ideologi membantu untuk lebih memperkuat landasan moral bagi sebuah tindakan. Politik mencakup baik konflik antara individu-individu dan kelompok untuk memperoleh kekuasaan, yang digunakan oleh pemenang bagi keuntungannya sendiri atas kerugian dari yang ditaklukkan. Politik juga bermakna usaha untuk menegakkan ketertiban.
Keragaman masyarakat Indonesia dalam ideologi dan politik dapat dilihat dari banyaknya partai politik sejak berakhirnya orde lama. Meskipun pada dasarnya Indonesia hanya mengakui ideologi, yaitu Pancasila yang benar-benar mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.

4.     Tata Krama
Tata karma yang dianggap dari Bahasa Jawa yang berarti “adat sopan santun”, pada dasarnya ialah tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.
Tata karma dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan terdiri dari aturan-aturan yang kalau dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia memiliki beragam suku bangsa di mana setiap suku bangsa memiliki adat tersendiri meskipun karena adanya sosialisasi nilai-nilai dan norma secara turun temurun dan berkesinambungan dari generasi dan ke generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa yang sama akan memiliki adat dan kesopanan yang relatif sama.

5.     Kesenjangan Ekonomi
Bagi sebagian Negara berkembang, perekonomian akan menjadi salah satu perhatian yang terus ditingkatkan. Namun umumnya, masyarakat kita berada dibawah golongan tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini tentu saja menjadi pemicu adanya kesenjangan yang tidak dapat dihindari lagi.

6.     Kesenjangan Sosial
Masyarakat Indonessia merupakan masyarakat yang majemuk dengan berbagai macam tingkat, pangkat dan strata sosial yang hierarkis. Hal ini dapat dilihat dan dirasakan jelas dengan adanya penggolongan orang yang berdasarkan kasta.
Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial, yang tidak hanya menyakitkan, namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tidak hanya itu bahkan menjadi sebuah pemicu perang antar etnis atau suku.

E.    Problematika Keragaman

1.   Disharmonisasi
Disharmonisasi adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan dunia lingkungannya. Disharmonisasi dibawa oleh virus paradoks yang ada dalam globalisasi. Paket globalisasi begitu memikat masyarakat dunia dengan tawarannya akan keseragaman global untuk maju bersama dalam komunikasi gaya hidup manusia yang bebas dan harmonis dalam tatanan dunia, dengan menyampingkan keunikan dan keberagaman manusia sebagai pelaku utamanya.

2.   Perilaku Diskriminatif
Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

3.   Eksklusivisme dan Rasialis
Eksklusivisme, rasialis berasal dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-macam, antara lain : keyakinan bahwa secara kodrati ras/sukunya kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu :
• Semangat religious
• Semangat nasionalisme
• Semangat humanism
• Dialog antar umat beragama
• Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media massa, dan harmonisasi dunia.

F.    Peran Pemerintah dan Masyarakat Menghadapi Keragaman

a.    Menumbuhkan rasa sadar dan kebanggan dalam hidup yang beragam. Hanya dengan cara itulah dapat tercipta saling menghargai satu sama lainnya dan kerukunan dalam masyarakat dapat tercipta.
b.    Kita hidup dalam masyarakat yang serba multi, sehingga perlu adanya sosialisasi tentang kesadaran akan keragaman, yaitu suatu cara berhubungan antar individu dengan individu atau individu dengan masyarakat.
c.    Dengan ini diharapkan dapat saling mengenal, saling akrab, lebih mudah bergaul, lebih percaya antara satu dengan lainnya. Dan akhirnya dapat saling berkerjasama dalam keragaman.
d.    Sosialisasi tentang kesadaran akan keragaman dapat diterapkan mulai tingkat yang paling bawah yaitu tingkatan RT.
e.    Acara kerja bakti rutin RT atau acara 17-an dapat dijadikan sarana untuk saling mengenal, berkerjasama dan bersilaturahmi antar individu yang berbeda etnis maupun agama.
f.     Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini dalam kehidupan masyarakat, masyarakat dapat menjadi sadar akan keragaman yang ada disekitarnya sehingga dapat menimbulkan rasa persatuan antar mereka dan dapat mencegah konflik antar etnis.
g.    Cara lain yang dapat dilakukan untuk memupuk persatuan dalam keragaman adalah dengan saling tukar menukar budaya. Kita pasti sering mendengar adanya acara festival budaya yang sering diadakan di kota-kota besar di Indonesia. Dengan adanya acara tersebut diharapkan dapat membangun persatuan dan kesatuan antar daerah di Indonesia yang notabene memiliki perbedaan secara kultur. Selain dapat mempersatuakan etnis-etnis yang ada di Indonesia, acara tersebut juga dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
h.    Menyelenggarakan ajang festival budaya yang diikuti dari berbagai macam perwakilan daerah-daerah di Indonesia.
i.      Melakukan pemindahan penduduk secara terprogram melalui transmigrasi khususnya dari pulau Jawa, Bali dan Madura ke berbagai pulau di Indonesia yang jarang penduduknya dan memiliki potensi ekonomi yang besar. Selain meningkatkan kesejahteraan penduduk juga dapat mengenal kebudayaan setempat. Meskipun terlihat bahwa otonomi daerah lebih menonjolkan sifat-sifat kedaerahannya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa otonomi daerah merupakan langkah cerdas dalam memberikan kesempatan kepada daerah-daerah yang memiliki perbedaan-perbedaan dalam banyak hal untuk mengembangkan diri dalam membangun masyarakatnya.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.  Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku, bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.
2.  Keragaman masyarakat adalah sebuah keadaan yang menunjukkan perbedaan yang cukup banyak macam atau jenisnya dalam masyarakat.
3.  Unsur-unsur keragaman, yaitu :
a.   Suku bangsa dan ras
b.   Agama dan Keyakinan
c.   Ideologi dan Politik
d.   Tata Krama
e.   Kesenjangan Sosial
f.    Kesenjangan Ekonomi
4.  Problematika Keragaman, yaitu :
a.   Disharmonisasi
b.   Diskriminasi
c.   Eksklusivisme dan rasialis
5.  Peran pemerintah menghadapi keragaman, sebagai berikut :
a.   Adanya sosialisasi tentang kesadaran akan keragaman
b.   Saling tukar budaya
c.    Mengadakan festival budaya
d.    Melakukan perpindahan penduduk