Suatu jenis
trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang
memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut. Pada luka bakar terjadi perubahan destruktif pada jaringan akibat panas yang
berlebihan, radiasi
ultraviolet, zat kimia atau lainnya.
FASE LUKA BAKAR
1.Fase
awal
(fase
akut
atau
shock
akut)
Pada fase ini permasalahan utama berkisar pada gangguan yang
terjadi pada saluran nafas (misalnya cedera inhalasi), gangguan mekanisme bernafas oleh karena adanya eskar melingkar dada
atau
trauma multiple di rongga thoraks dan gangguan sirkulasi (keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia). Selain itu dapat juga terjadi nekrosis extremitas. Fase ini selama 5 –
7 atau 10 hari.
2.
Fase
sub
akut
(fase
pengangkatan)
Masalah utama fase ini adalah SIRS
(Systemic Inflamatory
Response Syndrome) dan MODS
(Multy-system
Organ Dysfunction Syndrome) dan sepsis. Ketiganya merupakan dampak atau perkembangan masalah yang
timbul pada fase pertama (cedera inhalasi, syok) dan masalah yang
bermula dari kerusakan jaringan
3. Fase rekontruksi
Fase ini berlangsung sejak penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan. Berlangsung berbulan-bulan sampai setahun. Masalah yang
dihadapi adalah penyulit dari maturasi jaringan dan penyulit dari luka bakar, berupa parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain
yang terjadi karena kerapuhan jaringan atau struktur tertentu akibat
proses inflamasi yang
hebat dan berlangsung
lama.
DERAJAT LUKA BAKAR
1.Derajat
I
(luka
bakar
superficial)
Luka
bakar hanya terbatas pada lapisan
epidermis. Luka bakar derajat ini ditandai dengan kemerahan yang
biasanya akan sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 5-7 hari.
2.
Derajat
II (luka bakar dermis)
Luka bakar derajat II mencapai kedalaman
dermis tetapi masih ada lapisan epitel yang
tersisa. Dengan adanya sisa sel epitel yang
sehat ini, luka dapat sembuh dalam 10-12
hari.
Kerusakan kapiler dan iritasi ujung saraf sensorik yang
terjadi di
dermis menyebabkan luka derajat ini tampak lebih pucat dan lebih nyeri dibandingkan luka bakar
superficial. Timbul bula berisi cairan eksudat yang
keluar dari pembuluh karena permeabilitas dinding meningkat.
Luka bakar derajat II dibedakan menjadi :
• Derajat II dangkal (IIA) : hanya mengenai
epidermis dan lapisan atas
corium, serta elemen-elemen epitel. Karenanya penyembuhan akan mudah dalam 1-2 minggu tanpa terbentuk sikatriks
• Derajat II dalam
(IIB), sisa-sisa jaringan epitel tinggal sedikit, penyembuhan lebih lama
3-4 minggu dan disertai pembentukkan parut hipertrofi.
3. Derajat
III
Luka
bakar derajat III meliputi seluruh kedalaman kulit, mungkin subcutis atau
organ yang lebih dalam. Tidak ada lagi elemen epitel yang
hidup sehingga untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan cangkok kulit
(skin graft).
Koagulasi protein
yang terjadi memberikan gambaran luka bakar berwarna keputihan, tidak ada bula dan tidak nyeri. Ini dapat menimbulkan kontraktur dan skar hipertropik.
Tujuan Rehabilitasi
1. Mencegah kecacatan
2. Meringankan derajat disabilitas
3. Memaksimalkan fungsi-fungsi yang masih ada
4. Mencapai kapasitas fungsional yang berdiri sendiri
2. Meringankan derajat disabilitas
3. Memaksimalkan fungsi-fungsi yang masih ada
4. Mencapai kapasitas fungsional yang berdiri sendiri
Therapeutic Exercise
1.
Proper positioning
Positioning penderita yang
tepat dapat mencegah terjadinya kontraktur dan keadaan ini harus dipertahankan sepanjang waktu selama penderita dirawat ditempat tidur. Program
positioning
anti-kontraktur dapat mengurangi udema, pemeliharaan fungsi dan mencegah kontraktur.
Proper positioning
pada penderita luka bakar adalah sebagai berikut :
- Leher : ekstensi / hiperekstensi
- Bahu : abduksi, rotasi eksternal
- Antebrakii : supinasi
- Trunkus :
alignment yang lurus
- Lutut : lurus, jarak antara lutut kanan dan kiri 20”
- Sendi hip :
tidak ada fleksi dan rotasi eksternal
- Pergelangan kaki
: dorsifleksi
2.
Exercise
Tujuan
exercise untuk mengurangi udema, memelihara lingkup gerak sendi dan mencegah kontraktur.
Exercise yang teratur dan terus-menerus pada seluruh persendian baik yang
terkena luka bakar maupun yang
tidak terkena, merupakan tindakan untuk mencegah kontraktur.
Adapun macam-macam
exercise adalah :
a.Free active
exercise : latihan yang
dilakukan oleh penderita sendiri.
b.Isometric
exercise
: latihan yang
dilakukan oleh penderita sendiri dengan kontraksi otot tanpa gerakan sendi.
c.Active
assisted
exercise : latihan yang
dilakukan oleh penderita sendiri tetapi mendapat bantuan terapis atau alat mekanik atau anggota gerak penderita yang
sehat.
d.Resisted
active
exercise : latihan yang
dilakukan oleh penderita dengan melawan tahanan yang
diberikan oleh terapis atau alat mekanik.
e.Passive
exercise
: latihan yang
dilakukan oleh terapis terhadap penderita.
3.
Stretching (peregangan)
Untuk mencegah kontraktur. Latihan ini biasa sangat efektif jika dilakukan secara perlahan-lahan sampai skar memutih atau memucat.
Kontraktur ringan dilakukan strectching
20-30 menit, sedangkan kontraktur berat dilakukan
stretching selama 30 menit atau lebih dikombinasi dengan
proper positioning. Berdiri adalah
stretching yang paling baik, berdiri tegak efektif untuk
stretching panggul depan dan lutut bagian belakang.
4. Splinting
/ Bracing
Mengingat lingkup gerak sendi
exercise dan
positioning merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan pada luka bakar, untuk mempertahankan posisi yang
baik selama penderita tidur atau melawan kontraksi jaringan terutama penderita yang
mengalami kesakitan dan kebingungan.
5. Strengthening (penguatan)
Untuk mencegah kelemahan pada alat gerak akibat immobilisasi yang
lama. Dilakukan dengan memberikan latihan gerakan aktif secara rutin kepada pasien untuk melatih otot-otot ekstremitas, misalnya jalan biasa, jalan cepat, sit
up ringan dan mengangkat beban.
Jika pasien kurang melakukan latihan ini, maka akan menyebabkan otot-otot pada sendi bahu dan proksimal paha akan melemah. Latihan ini sebaiknya dilakukan segera mungkin pada masa penyembuhan luka bakar untuk mengurangi rasa
sakit dan tidak nyaman pada pasien.
6.
Endurance (ketahanan)
Untuk mencegah terjadinya atrofi dan penurunan daya tahan pada otot akibat dari perawatan yang
lama di RS. Latihan ketahanan dilakukan dengan latihan bersepeda, sit
up dan latihan naik turun tangga. Latihan ini juga dapat melancarkan sistem sirkulasi.
7. Latihan Gerak Kordinasi
a. Latihan kerja dalam kehidupan sehari-hari
b. Latihan Peningkatan Keterampilan
b. Latihan Peningkatan Keterampilan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.fisioterapi.web.id/2012/03/penanganan-kontraktur.html#sthash.KmJrNLoS.dpuf
No comments:
Post a Comment