Sunday, June 21, 2015

TERAPI LATIHAN PASCA LUKA BAKAR

LUKA BAKAR???
        Suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut. Pada luka bakar terjadi perubahan destruktif pada jaringan akibat panas yang berlebihan, radiasi ultraviolet, zat kimia atau lainnya.
 
FASE LUKA BAKAR
1.Fase awal (fase akut atau shock akut)
Pada fase ini permasalahan utama berkisar pada gangguan yang terjadi pada saluran nafas (misalnya cedera inhalasi), gangguan mekanisme bernafas oleh karena adanya eskar melingkar dada atau trauma multiple di rongga thoraks dan gangguan sirkulasi (keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia). Selain itu dapat juga terjadi nekrosis extremitas. Fase ini selama 5 – 7 atau 10 hari.
2. Fase sub akut (fase pengangkatan)
Masalah utama fase ini adalah SIRS (Systemic Inflamatory Response Syndrome) dan MODS (Multy-system Organ Dysfunction Syndrome) dan sepsis. Ketiganya merupakan dampak atau perkembangan masalah yang timbul pada fase pertama (cedera inhalasi, syok) dan masalah yang bermula dari kerusakan jaringan
3.  Fase rekontruksi
Fase ini berlangsung sejak penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan. Berlangsung berbulan-bulan sampai setahun. Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari maturasi jaringan dan penyulit dari luka bakar, berupa parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain yang terjadi karena kerapuhan jaringan atau struktur tertentu akibat proses inflamasi yang hebat dan berlangsung lama.

DERAJAT LUKA BAKAR
1.Derajat I (luka bakar superficial)
Luka bakar hanya terbatas pada lapisan epidermis. Luka bakar derajat ini ditandai dengan kemerahan yang biasanya akan sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 5-7 hari.

2. Derajat II (luka bakar dermis)
                    Luka bakar derajat II mencapai kedalaman dermis tetapi masih ada lapisan epitel yang tersisa. Dengan adanya sisa sel epitel yang sehat ini, luka dapat sembuh dalam 10-12 hari.
Kerusakan kapiler dan iritasi ujung saraf sensorik yang terjadi di dermis menyebabkan luka derajat ini tampak lebih pucat dan lebih nyeri dibandingkan luka bakar superficial. Timbul bula berisi cairan eksudat yang keluar dari pembuluh karena permeabilitas dinding meningkat. Luka bakar derajat II dibedakan menjadi :
• Derajat II dangkal (IIA) : hanya mengenai epidermis dan lapisan atas corium, serta elemen-elemen epitel. Karenanya penyembuhan akan mudah dalam 1-2 minggu tanpa terbentuk sikatriks
• Derajat II dalam (IIB), sisa-sisa jaringan epitel tinggal sedikit, penyembuhan lebih lama 3-4 minggu dan disertai pembentukkan parut hipertrofi.
3. Derajat III
Luka bakar derajat III meliputi seluruh kedalaman kulit, mungkin subcutis atau organ yang lebih dalam. Tidak ada lagi elemen epitel yang hidup sehingga untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan cangkok kulit (skin graft).
Koagulasi protein yang terjadi memberikan gambaran luka bakar berwarna keputihan, tidak ada bula dan tidak nyeri. Ini dapat menimbulkan kontraktur dan skar hipertropik.

Tujuan Rehabilitasi
1. Mencegah kecacatan
2. Meringankan derajat disabilitas
3. Memaksimalkan fungsi-fungsi yang masih ada
4. Mencapai kapasitas fungsional yang berdiri sendiri

Therapeutic Exercise
1. Proper positioning
Positioning penderita yang tepat dapat mencegah terjadinya kontraktur dan keadaan ini harus dipertahankan sepanjang waktu selama penderita dirawat ditempat tidur. Program positioning anti-kontraktur dapat mengurangi udema, pemeliharaan fungsi dan mencegah kontraktur.
Proper positioning pada penderita luka bakar adalah sebagai berikut :
- Leher : ekstensi / hiperekstensi
- Bahu : abduksi, rotasi eksternal
- Antebrakii : supinasi
- Trunkus : alignment yang lurus
- Lutut : lurus, jarak antara lutut kanan dan kiri 20”
- Sendi hip : tidak ada fleksi dan rotasi eksternal
- Pergelangan kaki : dorsifleksi
2. Exercise
Tujuan exercise untuk mengurangi udema, memelihara lingkup gerak sendi dan mencegah kontraktur. Exercise yang teratur dan terus-menerus pada seluruh persendian baik yang terkena luka bakar maupun yang tidak terkena, merupakan tindakan untuk mencegah kontraktur.
Adapun macam-macam exercise adalah :
a.Free active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri.
b.Isometric exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri dengan kontraksi otot tanpa gerakan sendi.
c.Active assisted exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri tetapi mendapat bantuan terapis atau alat mekanik atau anggota gerak penderita yang sehat.
d.Resisted active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita dengan mela­wan tahanan yang diberikan oleh terapis atau alat mekanik.
e.Passive exercise : latihan yang dilakukan oleh terapis terhadap penderita.
3. Stretching (peregangan)
Untuk mencegah kontraktur. Latihan ini biasa sangat efektif jika dilakukan secara perlahan-lahan sampai skar memutih atau memucat.
Kontraktur ringan dilakukan strectching 20-30 menit, sedangkan kontraktur berat dilakukan stretching selama 30 menit atau lebih dikombinasi dengan proper positioning. Berdiri adalah stretching yang paling baik, berdiri tegak efektif untuk stretching panggul depan dan lutut bagian belakang.
4. Splinting / Bracing
Mengingat lingkup gerak sendi exercise dan positioning merupakan hal yang penting untuk diperhatikan pada luka bakar, untuk mempertahankan posisi yang baik selama penderita tidur atau melawan kontraksi jaringan terutama penderita yang mengalami kesakitan dan kebingungan.
5. Strengthening (penguatan)
Untuk mencegah kelemahan pada alat gerak akibat immobilisasi yang lama. Dilakukan dengan memberikan latihan gerakan aktif secara rutin kepada pasien untuk melatih otot-otot ekstremitas, misalnya jalan biasa, jalan cepat, sit up ringan dan mengangkat beban.
Jika pasien kurang melakukan latihan ini, maka akan menyebabkan otot-otot pada sendi bahu dan proksimal paha akan melemah. Latihan ini sebaiknya dilakukan segera mungkin pada masa penyembuhan luka bakar untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien. 
6. Endurance (ketahanan)
Untuk mencegah terjadinya atrofi dan penurunan daya tahan pada otot akibat dari perawatan yang lama di RS. Latihan ketahanan dilakukan dengan latihan bersepeda, sit up dan latihan naik turun tangga. Latihan ini juga dapat melancarkan sistem sirkulasi.
7. Latihan Gerak Kordinasi
a. Latihan kerja dalam kehidupan sehari-hari
b. Latihan Peningkatan Keterampilan


DAFTAR PUSTAKA
http://www.fisioterapi.web.id/2012/03/penanganan-kontraktur.html#sthash.KmJrNLoS.dpuf

No comments:

Post a Comment